Ombak : Penenang Qolbu




Kala hati menjadi gusar tidak tahu kenapa, akan ku jejakkan kaki menuju satu tempat yang sangat indah walau hanya biasa-biasa. Kini tempat itu sangat jauh untukku capai namun hanya dengan sekali pejaman mata aku sudah dapat membayangkan keseluruhan alam sekelilingnya melalui memori yang dirakamkan sang retina.

Pantai Tungku, pantai yang menjadi destinasi jika tertekan dengan kerja sekolah dan lainnya. Namun, tempat itu sangat jauh untukku gapai dengan kaki hatta tangan sekalipun. Subhannallah! Allahu Akbar! Allah Maha Besar. DiciptakanNya otak yang menyimpan sejuta memori yang sangat tiada had.

Apabila sampai saja, aku akan menjejakkan kaki mencari sebuah batu yang selesa untuk diduduki sambil merenung alam buana yang disimbahi cahaya matahari yang dalam sebentar waktu lagi akan tenggelam. Akan ku pejam mata seketika untuk menikmati irama ombak yang seakan-akan menari dengan sang angin yang tidak ternampakkan.

Pernah aku terfikir, si ombak itu kalau dibandingkan dengan manusia, sangat serabut perwatakannya. setiap masa akan ditolak oleh angin, dihempas ke batu yang keras, dilanggar kapal yang belayar di atasnya malah jika dirinya diselubungi angin kuat, ianya akan melompat tinggi dan menghempaskan diri sendiri di tengah lautan. Namun dirinya masih bisa mengeluarkan lagu yang membawa ketenangan untuk manusia yang mendengarnya.

Allah sendiri ada mengatakan di dalam Al-Quran, segala apa yang ada di muka bumi ini adalah Allah ciptakan untuk manusia berfikir.

"Kalau sekiranya Kami turunkan al-Quran ini ke atas sebuah gunung, niscaya akan engkau lihatlah gunung itu tunduk ter­pecah-belah disebabkan takut kepada Allah; dan perumpama­an-perumpamaan itu Kami perbuat untuk manusia supaya mereka berfikir"  [Al-Hasyr : 21]

Ombak akan sentiasa menjadi ubat penenangku. Kerana, ombak walau dilanda badai dugaan sekalipun ia akan tetap membunyikan irama lagu yang sangat mendamaikan kerana ia sangat patuh pada kehendak Allah. Di tolak ke sana ke mari malah di hempas ke batu dengan kuatnya, ia akan tetap mentaati kehendak Allah. Lalu kerana patuhnya pada Sang Pencipta, ia menjadi nadi penenang pada manusia yang mendambakan ketenangan daripada Nya jua.

Manusia juga seharusnya begitu. Walau dikerah keringat, walau  banyak dugaan menimpa, seharusnya lebih rapat dengan Allah untuk meminta kekuatan yang abadi serta ketenangan yang mendamaikan. Subhanallah! Lihatlah sekeliling, nescaya Allah itu sangat dekat.

No comments:

Post a Comment